PEMBACAAN RATHIB AL-ATHAS & MAULID AD-DIBA'I







Sabtu, 20 April 2013

Ratib Al-Habib 'Umar bin Abdul Rahman Al-Attas

Ratib Al-Habib 'Umar bin Abdul Rahman Al-Attas












Kisah Karomah Habib Sholeh bin Mukhsin Al Hamid Tanggul


Kisah Karomah Habib Sholeh bin Mukhsin Al Hamid Tanggul

Habib Soleh Bin Muhsin Al Hamid, Beliau adalah Seorang wali qhutub yang lebih dikenal Dengan nama habib Sholeh Tanggul, Berasal dari Hadramaut dan pertama kali melakukan da’wahnya ke Indonesia sekitar tahun 1921 M dan menetap di daerah tanggul Jember Jawa timur.
Mengisahkan tentang Habib Sholeh Tanggul tidak bisa lepas dari peristiwa yang mempertemukan dirinya dengan Nabi Khidir AS. Kala itu, layaknya pemuda keturunan Arab lainnya, orang masih memanggilnya Yik, kependekan dari kata Sayyid, yang artinya Tuan, sebuah gelar untuk keturunan Rasulullah.

Suatu ketika Yik Sholeh sedang menuju stasiun Kereta Api Tanggul yang letaknya memang dekat dengan rumahnya. Tiba-tiba datang seorang pengemis meminta uang. Yik Sholeh yang sebenarnya membawa sepuluh rupiah menjawab tidak ada, karena hanya itu yang dimiliki. Pengemis itupun pergi, tetapi kemudian datang dan minta uang lagi. Karena dijawab tidak ada, ia pergi lagi, tetapi lalu datang untuk ketiga kalinya. Ketika didapati jawaban yang sama, orang itu berkata, “Yang sepuluh rupiah di saku kamu?” seketika Yik Sholeh meresakan ada yang aneh. Lalu ia menjabat tangan pengemis itu. Ketika berjabat tangan, jempol si pengemis terasa lembut seperti tak bertulang. Keadaan seperti itu, menurut beberapa kitab klasik, adalah ciri fisik nabi Khidir. Tangannyapun dipegang erat-erat oleh Yik Sholeh, sambil berkata, “Anda pasti Nabi Khidir, maka mohon doakan saya.” Sang pengemispun berdoa, lalu pergi sambil berpesan bahwa sebentar lagi akan datang seorang tamu.

Tak lama kemudian, turun dari kereta api seorang yang berpakaian serba hitam dan meminta Yik Sholeh untuk menunjukkan rumah Habib Sholeh. Karena di sekitar sana tidak ada yang nama Habib Sholeh, dijawab tidak ada. Karena orang itu menekankan ada, Yik Sholeh menjawab, “Di daerah sini tidak ada yang nama Habib Sholeh, yang ada Sholeh, ya saya sendiri ini, “Kalau begitu andalah yang saya cari,” jawab orang itu lalu pergi, membuat Yik Sholeh tercengang.

Sejak itu, rumah Habib Sholeh selalu ramai dikunjungi orang, mujlai sekedar silaturrahmi, sampai minta berkah doa. Tidak hanya dari tanggul, tetapi juga luar Jawa bahkan luar negeri, seperti Belanda, Afrika, Cina, Malaysia, Singapura dan lain-lain. Mantan wakil Presiden Adam malik adalah satu dari sekian pejabat yang sering sowan kerumahnya. Satu bukti kemasyhuran beliau, jika Habib Sholeh ke Jakarta, penjemputnya sangat banyak, melebihi penjemputan Presiden,” ujar KH. Abdillah yang mengenal dengan baik Habib Sholeh
---------------------------------------------------------------------------------
KH.Ahmad Qusyairi bin Shiddiq, mertua Kyai Abdul Hamid Pasuruan adalah sahabat karib Habib Sholeh. Dulunya Habib Sholeh sering mengikuti pengajian KH. Ahmad Qusyairi di Tanggul, tetapi setelah tanda-tanda kewalian Habib Sholeh mulai menampak, KH. Qusyairilah yang mengaji kepada Habib Sholeh.

Suatu saat, KH. Qusyairi sowan kepada rumah Habib Sholeh. Tidak seperti biasa, sambutan Habib Sholeh begitu hangat, sampai dipeluknya erat-erat sang Kyai. Habib pun menyembelih seekor kambing khusus untuk menjamu sang teman karib. Disela-sela bercengkrama, Habib mengatakan bahwa itu terakhir kali yang ia lakukan. Ternyata beberapa hari kemudian KH. Qusyairi wafat di kediamannya di Pasuruan.

Tersebutlah seorang jenderal yang konon pernah mendapat hadiah pulpen dari Presiden AS D. Esenhower. Suatu ketika pulpen itu raib saat dibawa ajudannya kepasar (kecopetan). Karuan saja sang ajudan kalang kabut kehilangan barang yang sangat dicintai oleh sang Jenderal dan takut mendapat hukuman, sehingga disarankan oleh seorang kenalannya agar minta tolong ke Habib Sholeh.

Sampai di sana, Habib menyuruhnya mencari ke pasar Tanggul. Sekalipun aneh, dituruti saja, dan ternyata pulpen itu tidak ditemukan. Habib menyuruh lagi, lagi-lagi tidak ditemukan. Karena memaksa, Habib masuk kedalam kamarnya, dan tak lama kemudian keluar dengan menjulurkan sebuah Pulpen. “Apa seperti ini pulpen itu? Sang ajudan tertegun, karena ternyata itulah pulpen sang jenderal yang sudah pindah ke genggaman pencopet.

Nama Habib Sholeh kian terkenal dan harum. Kisah-kisah yang menuturkan karamah beliau tak terhitung. Tetapi perlu dicatat, karamah hanyalah suatu indikasi kewalian seseorang. Kelebihan itu dapat dicapai setelah melalui proses panjang yaitu pelaksanaan ajaran Islam secara Kaffah. Dan itu dilakukan secara konsekwen dan terus menerus (istiqamah), sampai dikatakan bahwa Istiqamah itu lebih mulia dari seribu karamah.

Tengok saja komitmen Habib terhadap nilai-nilai keislaman, termasuk kepeduliannya terhadap fakir miskin, janda dan anak yatim, menjadi juru damai ketika ada perselisihan. Beliau dikenal karena akhlak mulianya, tidak pernah menyakiti hati orang lain, bahkan berusaha menyenangkan hati mereka, sampai-sampai dikenal tidak pernah menolak permintaan orang. Siapapun yang bertamu akan dijamu sebaik mungkin. Habib Sholeh sering menimba sendiri air sumur untuk mandi dan wudu para tamunya.

Maka buah yang didapat, seperti ketika Habib Ahmad Al-Hamid pernah berkata kepada baliau, kenapa Allah selalu mengabulkan doanya. Habib Sholeh menjawab, “Bagaimana tidak? Sedangkan aku belum pernah melakukan hal yang membuat-Nya Murka.”
-----------------------------------------------------------------------------

Suatu hari datanglah seorang wanita dari Swiss kepada Habib Sholeh bin Muhsin Al-Hamid. Wanita Swiss tersebut sebelumnya bermimpi aneh. Di dalam mimpinya ia ketemu dengan seorang yang memperkenalkan dirinya sebagai Habib Sholeh dari Tanggul Jember Indonesia.

Tanpa banyak berpikir, si wanita pun menurut dan langsung terbang dari Swiss menuju Indonesia, ke Tanggul, sebuah tempat yang namanya asing baginya. Ternyata ia mempunyai persoalan rumit. Empat hari lagi ia akan menikah dengan seorang pria yang ia cintai. Tetapi malang, pria tersebut ternyata digaet oleh seorang perempuan jalang. Maka rencana pernikahan pun terancam batal.

Di tengah-tengah kegalauannya itulah, di suatu malam, ia bermimpi didatangi seseorang yang kemudianmemperkenalkan dirinya sebagai Habib Sholeh yang katanya beralamat di Tanggul, Jember, Indonesia. Kepadanya dikatakan, Habib Sholeh itu dapat menyelesaikan persoalan yang dihadapi. Itulah yang membuatnya penasaran dan ingin segera mencari tahu dan menemui seorang Habib seperti dimaksud dalam mimpinya.
Tak disangka, setibanya di Bandara Soekarno-Hatta, ia pun tak mendapatkan kesulitan yang berarti. Setelah bertanya ke petugas bandara tentang siapa gerangan Habib Sholeh Tanggul, ternyata salah seorang di antara petugas ada yang tahu dan bersedia mengantarnya.
Di sana ia terkejut. Ternyata ia betul-betul melihat orang yang sama persis dengan yang dilihatnya dalam mimpi. Tak lain tak bukan, dialah Habib Sholeh bin Muhsin Al-Hamid. Pada saat itu kebetulan sedang banyak tamu. Setelah memperkenalkan diri, tak lama kemudian, ia dipersilahkan masuk dan berganti pakaian. Sebab ia orang Eropa yang biasa dengan pakaian bebas. Setelah itu, ia pun dipersilahkan mengutarakan maksud kedatangannya.
Tidak lama ia bertamu di kediaman Habib Sholeh. Sebab setelah itu, sang Habib menyuruhnya segera bertolak ke Swiss. Kepadanya dikatakan “Segeralah pulang ke Swiss. Nanti setibanya kamu disana, calon suamimu akan menangis di depan pintu rumahmu sambil mengakui kesalahannya dan memohon maaf kepadamu.” Tanpa banyak tanya lagi, wanita itu pun segera bertolak menuju Swiss.

Lama tak terdengar kabar, beberapa bulan kemudian, wanita tersebut datang kembali. Namun dengan keadaan yang berbeda. Ternyata apa yang dikatakan oleh Habib Sholeh kepadanya pada kunjungannya yang pertama menjadi kenyataan. Kini ia telah hidup bahagia sebagai sepasang suami istri. Kepada Habib Sholeh ia berucap terima kasih. Dan ia pun menawarkan apa saja yang Habib Sholeh minta, semuanya akan ia penuhi. Tetapi sebagai seorang waliyullah, Habib Sholeh tak mengharapkan imbalan apapun, melainkan ikhlas karena Allah semata.

‘Hanya saja, kalau boleh saya meminta.” Ujar sang Habib, “dan tidak ada sama sekali paksaan……kalau kamu berkenan, saya meminta kamu memeluk islam.” Alhamdulillah, dengan penuh kesadaran serta keikhlasan, wanita tersebut beserta suaminya memeluk agama Islam.
--------------------------------------------------------------------------

Pada saat Adam Malik ( mantan Menteri Luar Negeri ) menjabat sebagai Kepala Kantor Berita Antara; suatu saat lewat Lembaga yang dipimpinnya, beliau mengungkap keterlibatan Menlu Soebandrio, yang saat itu dikenal sebagai tokoh berfaham ajaran komunis. Karuan saja, berita-berita yang dimuat itu membuat Soebandrio dan jajarannya kalang kabut karena merasa terpojokkan. Ia marah besar dan mengancam Adam Malik.

Mendapat ancaman tersebut, Adam Malik pun berusaha mencari perlindungan. Maka datanglah ia kepada Habib Sholeh Al-Hamid di Tanggul, Jember. Adam Malik menceritakan latar belakang persoalannya. Mendengar pengaduan itu, Habib Sholeh Tanggul hanya tersenyum. Beliau berkata : “Jangan takut terhadap ancamannya. Nanti kamu yang akan menggantikan kedudukannya.”

Alhamdulillah, waktu pun berjalan dan Adam Malik selamat dari ancaman Soebandrio dan gerombongan komunis lainnya. Dan sesuai dengan ramalan Habib Sholeh, setelah Soeharto menjabat Presiden, giliran Adam Malik yang menjabat menteri luar negeri.

Kisah serupa terjadi sekitar 30 tahun yang lalu. Alwi Shihab mantan menteri luar negeri di era presiden K.H. Abdurrahman Wahid, pernah datang ke kediaman Habib Sholeh Tanggul. Pada masa itu, ia datang diantar oleh ayahandanya. Keperluannya mohon doa restu untuk belajar ke luar negeri. Tujuannya belajar ke Amerika di Harvard University.
Pada kesempatan itu, Alwi Shihab mengutarakan apa yang menjadi problemnya. Antara lain, ia tidak punya biaya yang cukup untuk mengurus visa dan paspor. Mendengar keluhan Alwi Shihab, Habib Sholeh Tanggul menyarankan agar Alwi Shihab mandi di ke dua sumur yang terdapat di sekitar kediamannya.

Alwi Shihab pun mandi mandi di ke dua sumur tersebut. Setelah itu, kepada Alwi Shihab, Habib Sholeh Tanggul menasehati agar ia datang ke Adam Malik yang saat itu menjabat Menlu. Kontan, Alwi Shihab mengatakan kekhatirannya karena Ia hanya rakyat biasa, bagaimana bisa bertemu dengan seorang menteri?

Mendengar kekhawatiran Alwi Shihab, akhirnya Habib Sholeh menasehatinya agar tidak takut, seraya menyuruhnya supaya menemui Adam Malik dengan membawa surat darinya, “Bawa surat saya ini. Jangan takut pada Adam Malik, kelak kamu akan menjadi seperti Adam Malik.” Kata Habib Sholeh Tanggul. Ternyata di kemudian hari, ucapan Habib Sholeh menjadi sebuah kenyataan, Alwi Shihab menjadi Menteri di Era Presiden Gus Dur.

Sumber :habaib.net

Sabtu, 18 Februari 2012

Maulid Nabi Muhammad – Ya Rosulallah Salamun Alaik

Maulid Nabi Muhammad – Ya Rosulallah Salamun Alaik


Bulan ini hari Maulud Nabi SAW , semoga kita semua bisa mendapatkan safaatnya di hari yaumul kiamah nanti aminn…
Diantara Fadhilah Membaca Sholawat NABI SAW ” itu adalah
Mendapat sepuluh kebaikan dan didoakan oleh rosullulloh SAW.
Diangkat derajatnya oleh ALLOH SWT.
Didoakan oleh para malaikat .
Diampuni segala dosanya .
Dihindarkan dari siksa kubur.
Mendapat syafata di hari kiamat.
Dicukupi semua kebutuhannya .
Perintah Allah dengan FirmanNya : Sesungguhnya Allah dan para malaikat bershalawat pada Nabi. Wahai orang-orang yang beriman bacalah shalawat dan salam pada nabi dengan sesungguhnya.
Hadits nabi : Rosulullah bersabda : Barang siapa membaca shalawat untukku satu kali, maka Allah akan bershalawat ( memberikan rahmat ) untuknya 10 kali. Siapa yang membaca shalawat untukku 10 kali maka Allah bershalawat ( memberikan rahmat ) 100 kali. Siapa yang membaca shalawat untukku 100 kali maka Allah akan menulis di antara kedua matanya kebebasan dari Munafik ( orang kafir berpura-pura Islam padahal hatinya tidak ), akan dibebaskan dari api neraka, dan ditempatkan nanti di hari kiamat dengan kelompok orang yang mati syahid.
Nabi bersabda : bacalah shalawat untuk karena bacaan shalawatmu akan menjadi penebus dosa-dosamu dan akan menjadi kesucian untukmu. Siapa yang membaca shalawat untukku satu kali maka Allah akan memberikan rahmat dan kasih sayangNya 10 kali lipat.
Masih banyak hadits-hadits yang menyebutkan keutamaan membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Marilah kita bershalawat untuk Nabi. Semoga kita akan mendapatkan syafaat-syafaatnya baik di dunia dan akherat. Amien Amien ya Mujibassailin.
Nah itu  fadhilah membaca sholawat NABI SAW , dan sholawat apa yg kita baca itu ? Itu banyak sekali sholawat NABI SAW sepertinya ”sholawat nariyah, sholawat badhar, dan masih banyak lagi . Kedua itu cuma contoh saja .
Semoga dengan adanya artikel ini teman yang baca dan juga i bisa mengambil hikmah dan manfaatnya , dan juga bisa mengamalkannya , walaupun hanya sehari satu kali (paling sedikit) tuk membaca sholawat NABI SAW.
Ya mungkin hanya itu saja yang bisa kami sampaikan apabila ada kata yang salah kami  Dimaszen mohon maaf , kebenaran , keadilan hanya milik ALLAH SWT.
Semoga bermanfaat amin.. ya robbal alamin..

KISAH KEAJAIBAN SHALAWAT NABI

Shalawat Nabi SAW dipercaya telah menjadi syafaat, rahmat, berkah, dan obat yang orisinil untuk menyelamatkan kehidupan seseorang baik di dunia maupun di akhirat. Bahkan kerap kali shalawat ini memutarbalikkan sebuah fakta inderawi. Berikut beberpa buah kisah yang bertutur tentang keajaiban shalawat.
SEORANG SUFI DAN PENJAHAT
Konon seorang sufi menceritakan pengalaman hidupnya tentang keajaiban dari shalawat Nabi SAW. Ia menuturkan bahwa ada seorang penjahat yang sangat melampaui batas yang kehidupannya hanya diisi dengan perbuatan-perbuatan maksiat. Demikian tenggelamnya penjahat itu ke dalam lumpur kemaksiatan seperti kebiasaan mabuk-mabukan, ia tidak bisa lagi membedakan mana hari kemarin, hari ini, dan hari esok. Sang sufi lalu menasehati sang penjahat agar ia tidak mengulangi lagi kedurhakaannya, dan segera bertobat pada Allah SWT. Namun demikian, penjahat tetaplah penjahat, nasehat sang sufi tidaklah digubrisnya. Ia tetap bersikeras untuk melakukan perbuatan-perbuatan bejatnya sampai sang ajal datang menjemputnya. Sang penjahat, menurut sufi, benar-benar yang bernasib tidak baik karena ia tidak sempat mengubah haluan hidupnya yang hina dan bahkan tidak sempat bertobat. Secara logis, sang sufi mengatakan bahwa si penjahat akan dijebloskan Allah SWT ke dalam azab neraka. Namun apa yang terjadi?
Pada suatu malam, sang sufi bermimpi, ia melihat sang penjahat menempati posisi yang amat tinggi dan mulia dengan memakai pakaian surga yang hijau yang merupakan pakaian kemuliaan dan kebesaran. Sang sufi pun terheran-heran dan bertanya pada sang penjahat, “Apakah gerangan yang menyebabkanmumendapatkan martabat setinggi ini?” Sang penjahat menjawab, “Wahai sang sufi, ketika aku hadir di suatu majelis yang sedang melakukan dzikir, aku mendengarkan orang yang alim yang ada disitu berkata, “Barangsiapa yang bershalawat atas Nabi Muhammad SAW niscaya menjadi wajib baginya mendapatkan surga.” Kemudian sang alim itu mengangkatkan suaranya demi membacakan shalawat atas Nabi SAW dan aku pun beserta orang-orang yang hadir disekitarnya mengangkat suara untuk melakukan hal yang sama. Maka, pada saat itulah, aku dan kami semua diampuni dan dirahmati oleh Allah SWT Yang Maha Pemurah terhadap nikmatNya.
SEORANG IBU DAN ANAKNYA
Dikisahkan pula bahwasanya ada seorang wanita yang memiliki anak yang sangat jahat dan hari-harinya pun dilalui dengan lumuran dosa. Si ibu yang merupakan sosok wanita shalihah yang menyadari anaknya seperti itu, tentu saja menyuruh si anak untuk meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruknya dan kemudian berbuat kebajikan serta tidak berpindah lagi kepada kebiasaan buruknya tersebut. Tetapi, anaknya tetap membandel, ia tidak mau berpindah dari kelakuan jahatnya yang telah dilakukannya selama ini. Perbuatan maksiat itu terus dilakukannya sampai ia menemui ajalnya. Maka bersedihlah sang ibu demi melihat anaknya yang mati tanpa tobat, dimana ia tidak melihat satu sisi pun dari kehidupan anaknya yang akan menyelamatkannya di hadapan Tuhan Penguasa Akhirat. Sang ibu tampaknya pasrah dengan nasib buruk yang akan dialami oleh sang anak di dalam kubur dan lebih-lebih di neraka.
Di suatu malam, ketika wanita itu tertidur, ia bermimpi tentang anaknya disiksa oleh malaikat penjaga kubur di dalam kuburnya. Akibatnya, semakin bertambah kedukaan sang ibu tersebut manakala bayangannya selama ini dilihatnya secara langsung sekali pun hanya dalam mimpi. Tetapi benarkah sang anak disiksa? Ternyata, ketika sang ibu memimpikan lagi anaknya di lain kesempatan, ia melihat anaknya dalam rupa dan kondisi yang sebaliknya dalam mimpi sebelumnya. Ia melihat anaknya saat itu diperlakukan dengan perlakuan yang sangat elok, yang berada dalam keadaan suka dan bahagia. Sehingga, ibunya pun terheran-heran dan bertanya pada sang anak, “Apa gerangan yang membuatmu bisa diperlakukan seperti ini, padahal dulu semasa engkau hidup engkau penuh dengan lumuran dosa?” Sang anak menjawab, “Wahai ibunda, di suatu ketika telah lewat di hadapanku sekelompok orang yang sedang mengusung jenazah yang hendak dikuburkan.
Mayat itu kukenal, dan ia semasa hidupnya ternyata lebih jahat daripada diriku. Kemudian aku ikut mengiringi pemakamanny, dan disana aku sempat menyaksikan makam-makam lainnya. Ketika itulah aku berpikir bahwa laki-laki sial itu sudah pasti ditimpa oleh huru-hara akhirat akibat perbuatan maksiatnya. Secara tidak sadar aku menangis dan membayangkan kalau diriku juga bakal ditimpa peristiwa yang mengerikan yang sama. Pada saat itulah aku menyesali segala kesalahan dan dosa yang telah kuperbuat, dan bertobat dengan sebenar-benarnya tobat di hadapan Ilahi.
Kemudian, aku membaca Al-quran dan shalawat Nabi SAW sebanyak sepuluh kali dan membacakan shalawat kesebelas kalinya dan pahalanya kuhadiahkan kepad ahli kubur yang naas tersebut, sehingga disitulah Allah SWT menunjukkan kemahapengampunanNya. Dia mengampuni dosa-dosaku. Jadi apa yang telah engkau lihat wahai ibunda, itulah nikmat yang telah diberikan Allah SWT atasku. Ketahuilah ibunda, bahwa shalawat atas Nabi SAW itu menjadi cahaya di dalam kuburku, menghapuskan dosa-dosaku dan menjadi rahmat bagi orang-orang yang hidup maupun yang sudah meninggal.”
SEORANG MUSAFIR DAN AYAHNYA
Dalam kisah lain, juga diriwayatkan tentang seorang musafir bersama ayahnya. Sang musafir mengisahkan bahwa di suatu ketika di suatu negeri, ayahnya meninggal dunia sehingga wajah dan sekujur tubuhnya menjadi hitam dan perutnya membusung. Sang musafir lalu mengucapkan “La haula wala quwwata illa billahil aliyyil azhim (Tiada daya dan kekuatan kecuali Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung).
Ayah sang musafir tersebut mati dalam kedukaan, dan hal ini diumpamakan dengan kelakuan sang ayah ketika ia masih hidup. Pada saat itulah sang musafir merasakan beban teramat berat menimpanya karena mendapatkan ayahnya mati dalam kondisi seperti itu. Tetapi, ketika ia terlelap tertidur, ia bermimpi bahwa seorang laki-laki yang sangat tampan dan tubuhnya dipenuhi bulu halus datang kepada ayahnya dan menyapu wajah dan tubuh ayahnya tersebut dengan tangannya sehingga jasad sang ayah menjadi putih kembali, bahkan lebih bagus daripada bentuknya semula dan berseri-seri dengan cahaya.
Melihat perlakuan baik lelaki ini terhadap ayahnya sng musafir takjub dan kemudian bertanya, “Siapakah Anda, yang telah menyampaikan karunia Ilahi atas ayahku?” Laki-laki itu menjawab, “Aku adalah Rasulullah. Ayahmu termasuk dianatara orang-orang yang memperbanyak bershalawat atasku. Maka, tatkala ia berhasil melakukannya aku pun datang untuk membersihkannya.” Kemudian sang musafir merasa sangat berbahagia. Ia melihat pancaran dan cahaya keputihan itu ada pada ayahnya. Dia mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT mengangungkan dan menanamkanNya didalam hatinya serta bershalawat kepada Nabi SAW.
SUFYAN ATS-TSAURI DAN KISAH ANAK SI TUKANG RIBA
Sufyan ats-Tsauri menuturkan, “ Aku pergi haji. Manakala Tawaf di Ka’bah, aku melihat seoerang pemuda yang tak berdoa apapun selain hanya bershalawat kepada Nabi SAW. Baik ketika di Ka’bah, di Padang Arafah, di mudzdalifah dan Mina, atau ketika tawaf di Baytullah, doanya hanayalah shalawat kepada Baginda Nabi SAW.”
Saat kesempatan yang tepat datang, aku berkata kepadanya dengan hati-hati, “Sahabatku, ada doa khusus untuk setiap tempat. Jikalau engkau tidak mengetahuinya, perkenankanlah aku mengajarimu.” Namun, dia berkata, “Aku tahu semuanya. Izinkan aku menceritakan apa yang terjadi padaku agar engkau mengerti tindakanku yang aneh ini.”
“Aku berasal dari Khurasan. Ketika para jamaah haji mulai berangkat meninggalkan daerah kami, ayahku dan aku mengikuti mereka untuk menunaikan kewajiban agama kami. Naik turun gunung, lembah, dan gurun. Kami akhirnya memasuki kota Kufah. Disana ayahku jatuh sakit, dan pada tengah malam dia meninggal dunia.
Dan aku mengkafani jenazahnya. Agar tidak mengganggu jemaah lain, aku duduk menangis dalam batin dan memasrahkan segala urusan pada Allah SWT. Sejenak kemudian, aku merasa ingin sekali menatap wajah ayahku, yang meninggalkanku seorang diri di daerah asing itu. Akan tetapi, kala aku membuka kafan penutup wajahnya, aku melihat kepala ayahku berubah jadi kepala keledai. Terhenyak oleh pemandangan ini, aku tak tahu apa yang mesti kulakukan. Aku tidak dapat menceritakan hal ini pada orang lain. Sewaktu duduk merenung, aku seperti tertidur.
Lalu, pintu tenda kami terbuka, dan tampaklah sesosok orang bercadar. Seraya membuka penutup wajahnya, dia berkata, “Alangkah tampak sedih engkau! Ada apakah gerangan?” Aku pun berkata, “Tuan, yang menimpaku memang bukan sukacita. Tapi, aku tak boleh meratap supaya orang lain tak bersedih.”
Lalu orang asing itu mendekati jenazah ayahku, membuka kain kafannya, dan mengusap wajahnya. Aku berdiri dan melihat wajah ayahku lebih berseri-seri ketimbang wajah tuanya. Wajahnya bersinar seperti bulan purnama. Melihat keajaiban ini, aku mendekati orang itu dan bertanya, “Siapakah Anda, wahai kekasih kebaikan?” Dia menjawab, “Aku Muhammad al Musthafa” (semoga Allah melimpahkan kemuliaan dan kedamaian kepada Rasul pilihanNya). Mendengar perkataan ini, aku pun langsung berlutut di kakinya, menangis dan berkata, “Masya Allah, ada apa ini? Demi Allah, mohon engkau menjelaskannya ya Rasulullah.”
Kemudian dengan lembut beliau berkata, “ayahmu dulunya tukang riba. Baik di dunia ini maupun di akhirat nanti. Wajah mereka berubah menjadi wajah keledai, tetapi disini Allah Yang Mahaagung mengubah lagi wajah ayahmu. Ayahmu dulu mempunyai sifat dan kebiasaan yang baik. Setiap malam sebelum tidur, dia melafalkan shalawat seratus kali untukku. Saat diberitahu perihal nasib ayahmu, aku segera memohon izin Allah untuk memberinya syafaat karena shalawatnya kepadaku. Setelah diizinkan, aku datang dan menyelamatkan ayahmu dengan syafaatku.”
Sufyan menuturkan, “Anak muda itu berkata, “Sejak saat itulah aku bersumpah untuk tidak berdoa selain shalawat kepada Rasulullah, sebab aku tahu hanya shalawatlah yang dibutuhkan manusia di dunia dan di akhirat.”
Dalam sebuah riwayat, Rasulullah SAW telah bersabda bahwa, “Malaikat Jibril, Mikail, Israfil, dan Izrail Alaihumus Salam telah berkata kepadaku. Jibril As. berkata, “Wahai Rasulullah, siapa yang membaca shalawat atasmu tiap-tiap hari sebanyak sepuluh kali, maka akan kubimbing tangannya dan akan ku bawa dia melintasi titian seperti kilat menyambar.”
Berkata pula Mikail As., “Mereka yang bershalawat atasmu akan aku beri mereka itu minum dari telagamu.” Dan Israfil As. berkata pula, “Mereka yang bershalawat kepadamu, maka aku akan bersujud kepada Allah SWT dan aku tidak akan mengangkat kepalaku sehingga Allah SWT mengampuni orang itu.”
Kemudian Malaikat Izrail As. pun berkata, ”Bagi mereka yang bershalawat atasmu, akan aku cabut ruh mereka itu dengan selembut-lembutnya seperti aku mencabut ruh para nabi.”
Bagaimana kita tidak cinta kepada Rasulullah SAW? Sementara para malaikat memberikan jaminan masing-masing untuk orang-orang yang bershalawat atas Rasulullah SAW. Dengan kisah yang dikemukakan ini, semoga kita tidak akan melepaskan peluang untuk selalu bershalawat kepada pemimpin kita, cahaya dan pemberi syafaat kita, Nabi Muhammad SAW. Mudah-mudahan kita menjadi orang-orang kesayangan Allah SWT, Rasul, dan para MalaikatNya.
Semoga shalawat, salam, serta berkah senantiasa tercurah ke hadirat Nabi kita, Rasul kita, cahaya kita, dan imam kita, Muhammad al Musthafa SAW beserta seluruh keluarga, keturunan, dan sahabat-sahabat beliau, dan seluruh kaum mukmin yang senantiasa untuk melazimkan bershalawat kepada beliau. Amin.

copyright  http://www.dimaszen.com